Selasa, 24 Desember 2019

Analisis Rangkaian Listrik Sederhana

Simpul,Cabang,Loop dan Mesh
-Simpul dan Hubungan Rangkaian
Rangkaian hubung singkat menggabung simpul menjadi satu (pada kedua terminalnya).

-Arus Cabang
Arus yang benar-benar ada (dapat diukur) yang mengatur pada suatu cabang.

-Loop

Alur tertutup dari satu simpul melalui cabang-cabang dalam rangkaian kembali ke simpul awal.

-Mesh
Loop istimewa yang tidak tumpang tindih dengan loop lainnya pada rangkaian plannar

Hukum Arus Kirchoff
“Arus total yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total keluar dari titik percabangan tersebut”
Hukum Tegangan Kirchoff
“Total tegangan (beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup adalah nol.”

Rangkaian Satu Mesh
Dalam penyelesaian sirkuit dengan metode mesh current, hal yang pertama dilakukakan adalah menentukan loop dimana arus akan mengalir. Kemudian menyelesaikan setiap loop satu per satu. Untuk menyelesaikan setiap loop, digunakan hukum kirchoff tegangan. Selanjutnya akan didapatkan persamaan yang tidak diketahui arusnya. Dan dari beberapa loop, kita dapat melakukan substitusi dan eliminasi dari persamaan yang ada, untuk mengetahui nilai yang belum diketahui. 



Terdapat rangkaian listrik dengan 2 buah loop, loop 1 dan loop 2. Aliran arus pada loop 1 adalah a-b-c-d-a sedangkan pada loop 2 adalah a-f-e-d-a (asumsi aliran arus mengikuti polaritas dari sumber tegangan masing-masing loop). Berikut adalah langkah dalam penyelesaian rangkaian listrik dengan metode mesh current.

Langkah 1, Perhatikan dimana resistor yang dilewati lebih dari satu arus, yaitu R2. Bila kedua arah arus searah, maka dapat dijumlahkan, sedangkan apabila berlawanan maka saling mengurangi.
Dari gambar diatas, pada R2, arus saling searah, sehingga perhitungannya akan saling menambahkan.

Langkah 2
, Perhitungan dengan hukum kirchoff tegangan 
Loop 1 (a-b-c-d-a)






Loop 2 (a-d-e-f-a)






Langkah 3, Dengan metode substitusi / eliminasi, kita dapat mengetahui varibel yang belum diketahui.


Rangkaian Satu Pasang Simpul



Rangkaian tersebut memiliki 2 simpul,salah satu dijadikan referensi dan mempunyai tegangan nol,yaitu simpul dibawah.
Kombinasi Sumber Tegangan & Sumber Arus


Apabila mengerjakan satu sumber,maka sumber tegangan dihubungkan terbuka untuk sumber arus.

Kombinasi Dari Resistensi Dan Kondiktansi


Kombinasi kondiktansi secara pararel sama dengan kombinasi resistor secara seri

Pembagian Tegangan
Dibentuk oleh rangkaian seri dari dua buah lembaran dengan sebuah suplai tegangan.Diantara kedua hambatan tersebut diambil sebuah jalur yang akan digunakan sesuai keperluan,misal sebagai inpulan ke mikrokontroler.

Pembagian Arus
Menggunakan 2 buah resistor yang salah satu kakinya dihubungkan menjadi satu ke sumber arus dan kedua kaki yang lain dihubungkan ke beban yang berbeda.

Daftar Pustaka
https://teknik-elektro-indo.blogspot.com/2016/08/hukum-dan-rumus-mesh-loop-current.html
https://www.scribd.com/doc/258764657/Metode-Analisis-Rangkaian-Mesh-Dan-Simpul

Minggu, 08 Desember 2019

Komponen Elektronika Secara Umum

Pengertian komponen Elektronika

Komponen Elektronika adalah alat yang berupa benda untuk membentuk suatu rangkaian elektronika dan biasanya berbentuk diskrit dengan banyak terminal penghubung. Setiap komponen memiliki fungsi masing-masing dalam suatu rangkaian elektronika, ada yang berfungsi sebagai penguat ada yang berfungsi sebagai penghantar,ada yang berfungsi sebagai penghambat, ada juga yang berfungsi sebagai pengendali dan penyaring. Komponen Elektronika tersebut juga memiliki nilai dan tipenya masing-masing sehingga dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan para perancang rangkaian elektronika inginkan.

Pengelompokan komponen Elektronika

Berdasarkan karakteristiknya,komponen elektronika dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:Komponen elektronika aktif dan Komponen elektronika pasif.

1.Komponen Elektronika Aktif

Komponen Elektronika Aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat beroperasi.
Komponen elektronika yang tergolong sebagai komponen aktiif adalah Transistor,Dioda dan IC (Intragrated Circuit) yang biasanya terbuat dari silicon,selenium,germanium dan metal oxides.

– Dioda

Dioda adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda terdiri dari dua Elektroda yaitu Anoda dan Katoda. Yang termasuk dalam keluarga Dioda diantaranya seperti LED (Light Emitting Diode), DIAC, Dioda Zener, Dioda Penyearah, Dioda Foto, Dioda Schottky, Dioda Tunnel dan Dioda Laser.
Transistor adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi sebagai Penguat, Penyearah, Pengendali, Mixer dan Osilator. Komponen yang termasuk dalam keluarga Transistor diantaranya seperti Transistor Bipolar (NPN & PNP), Transistor Foto, TRIAC, MOSFET, JFET dan UJT.

 IC (Integrated Circuit/Sirkuit Terpadu)

Integrated Circuit atau sering disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Berdasarkan fungsinya, IC dapat dikelompokan lagi menjadi IC Pewaktu (Timer), IC Comparator (Pembanding), IC Logic gates (Gerbang Logika), IC Switching (Pengendali) dan IC Amplifier (Penguat).

Contoh Karakteristik Aktif yang dimaksud pada Komponen Elektronika Aktif

Contoh pada Komponen Dioda, seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa Dioda merupakan komponen elektronika aktif sehingga memerlukan sumber arus listrik dari luar (eksternal) untuk mengoperasikannya.  Sebuah Dioda yang dipasangkan pada suatu rangkaian elektronika yang telah diberikan arus listrik tidak akan bekerja (beroperasi) untuk menghantarkan arus listrik apabila tegangan yang diterimanya belum mencapai titik tegangan tertentu. Khusus untuk dioda yang terbuat dari bahan silikon memerlukan tegangan 0,7V sedangkan untuk dioda yang terbuat dari bahan germanium memerlukan 0,3V untuk dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

2. Komponen Elektronika Pasif (Pasive Electronic Components)

 Resistor

Resistor atau Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga Resistor diantaranya seperti Resistor bernilai tetap, resistor yang dapat diatur hambatannya (variable resistor atau potensiometer), LDR (Light Dependent Resistor) dan Thermistor (PTC dan NTC).



 Kapasitor

Kapasitor (Capacitor) atau Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga Kapasitor tersebut diantaranya adalah Kapasitor nilai tetap (Keramik, kertas, mika, tantalum dan elektrolit), kapasitor yang nilai dapat diatur kapasitasnya (VARCO dan Trimmer).

 Induktor

Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Induktor akan menimbulkan medan magnet saat dialiri arus listrik. Satuan Induktansi pada Induktor adalah Henry (H). Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga Induktor diantaranya seperti air core inductor, iron core inductor, ferrite core inductor, torroidal core inductor, laminated core inductor dan variable inductor.

Contoh Karakteristik Pasif yang dimaksud pada Komponen Elektronika Pasif


Contoh pada komponen Resistor. Tidak seperti Dioda, Resistor tidak memerlukan tegangan 0,3V atau 0,7V untuk bekerja. Begitu Resistor diberikan tegangan, resistor mulai bekerja secara otomatis tanpa harus menunggu hingga mencapai tegangan tertentu.

Daftar Pustaka
https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/
https://skemaku.com/pengertian-komponen-aktif-dan-pasif-beserta-jenis-dan-fungsinya/

Selasa, 19 November 2019

Program sederhana menghitung sebuah fungsi

Assalamualaikum Wr Wb.
Dalam halaman ini saya akan membuat sebuah program sederhana yaitu menghitung sebuah fungsi f(x) = 2x2-3x+1 dengan menggunakan bahasa C++.Berikut program yang telah saya buat:
Dan berikut hasil output programnya:

          

Sekian dan terima kasih,semoga bermanfaat :)
Wassalamualaikun Wr Wb.

Kamis, 10 Oktober 2019

Pengertian,Jenis dan Operasi Vektor

Pengertian Vektor

Besaran vektor atau sering diesbut Vektor adalah suatu besaran yang memiliki atau mempunyai nilai (besar) dan arah. Besaran Vektor ini juga merupakan suatu besaran fisika yang mempunyai besar dan arah.

Untuk dapat lebih mudah mengerti tentang maksud vektor di atas, mari kita lihat ilustrasi pada gambar dibawah berikut:


Dari ilustrasi diatas, dapat kita lihat bahwa: Mobil A dan mobil B bergerak dalam arah yang berlawanan (ditunjukkan oleh gambar anak panah) dengan kecepatan yang ditunjukkan pada gambar speedometernya.


Meskipun angka yang ditunjukkan pada 
speedometer mobil sama yaitu 90 km/jam. Maka dapat dikatakan bahwa kecepatan kedua mobil tersebut berbeda, namun kelajuan kedua mobilnya sama.

Jenis – Jenis Vektor

Vektor juga memiliki beberapa jenis tersendiri, yaitu sebagai berikut :
  • Vektor Posisi :

Adalah Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di A (a1, a2).
  • Vektor Nol :
Adalah Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikanVektor nol tidak memiliki arah vektor yang jelas.
  • Vektor Satuan :
Adalah Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. Vektor satuan dari =
adalah =
  • Vektor Basis :
Adalah sebuah vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor ruang dua dimensi (R2) memiliki dua vektor basis yaitu  = (1, 0) dan  = (0, 1).
Macam – Macam Beserta Operasi Vektor
Vektor juga memiliki beberapa macam – macam nya, yaitu sebagai berikut :
  • Vektor di R2 :
Panjang sebuah segmen garis yang menyatakan vektor atau dinotasikan sebagai Panjang vektor yaitu sebagai :

Panjang vektor tersebut ialah dapat dikaitkan dengan sudut   yang dibentuk oleh vektor dan sumbu x positif.

Operasi Vektor di  R:
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor di R:
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya dapat disebut resultan. Penjumlahan vektor secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen yang juga seletak. Jika   maka :
Penjumlahan secara grafis dapat dilihat pada gambar dibawah berikut ini :
Dalam pengurangan vektor ini, berlaku sama dengan penjumlahan yaitu sebagai berikut ini :
Sifat – sifat dalam penjumlahan vektor adalah sebagai berikut :
⇒ Perkalian Vektor di RDengan Skalar :
Suatu vektor juga dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan menghasilkan suatu vektor baru. Jika  adalah vektor dan k merupakan skalar. Maka perkalian vektor dapat dinotasikan  :
Dengan Keterangan :
  • Jika k > 0, maka vektor searah dengan vektor .
  • Jika k < 0, maka vektor berlawanan arah dengan vektor .
  • Jika k = 0, maka vektor adalah vektor identitas .

Secara grafis perkalian ini juga dapat merubah panjang vektor dan dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini :
vektor matematikaSecara aljabar perkalian vektor  dengan skalar k juga dapat dirumuskan sebagai berikut ini :
⇒ Perkalian Skalar Dua Vektor di R2 :
Perkalian skalar dua vektor dapat disebut juga sebagai hasil kali titik dua vektor dan juga dapat ditulis sebagai :
Cara Menggambarkan Vektor

Sebuah vektor itu dapat kita gambarkan dengan sebuah anak panah (→) yang terdiri atas pangkal, panjang dan arah anak panah. Perhatikan gambar contoh vektor dibawah berikut ini:


Seperti anak panah pada gambar diatas, pangkal anak panah tersebut menunjukkan sebuah titik tangkap (titik awal) dari sebuah vektor, panjang anak panah tersebut mewakili besar atau suatu nilai vektor (semakin panjang anak panah maka akan semakin besar pula nilai atau harga vektor, begitu juga sebaliknya), sedangkan pada arah anak panah akan menunjukkan arah vektor.

Untuk dapat lebih jelas tentang cara menggambarkan vektor, maka silahkan mari kita perhatikan contoh gambar vektor di bawah berikut ini:


  1. (a) menunjukkan sebuah vektor gaya F dengan sebesar 5 N ke arah kanan
  2. (b) menunjukkan sebuah vektor gaya F dengan sebesar 10 N ke arah kiri.

Cara Menuliskan Notasi Vektor

Penulisan simbol atau lambang vektor tersebut juga bisa dilakukan dengan 2 cara antara lain sebagai berikut:
1. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau dengan satu huruf namun di atasnya diberikan tanda anak panah, yaitu:



2. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau juga  satu huruf yang ditebalkan juga:


Jika kita menggunakan dua buah huruf, maka pada huruf pertama yang (A) adalah merupakan titik asal vektor, atau disebut juga dengan sebutan pangkal vektor. Huruf di belakang (B) adalah arah vektor atau titik terminal atau dapat disebut juga dengan sebutan ujung vektor.

Macam – Macam Vektor

Di dalam ilmu fisika, macam-macam vektor itu terdapat dua macam, yaitu: vektor sejajar atau serta juga vektor berlawanan. Untuk lebih jelas  mengenai kedua macam vektor tersebut, silakan kalian perhatikan gambar dibawah berikut ini:

1. Vektor Sejajar

Vektor sejajar adalah dua vektor atau lebih yang mempunyai arah serta juga besar yang sama. Pada gambar di atas, contoh dari vektor sejajar adalah pada vektor b dan c.

2. Vektor Berlawanan

Vektor berlawanan adalah dua atau lebih vektor yang mempunyai atau memiliki suatu besar yang sama namun arahnya yang berlawanan. Apabila dilihat pada gambar di atas, maka contoh vektor berlawanan adalah vektor c dan d.

Sifat-Sifat Vektor
Vektor memiliki sifat – sifat antara lain yaitu sebagai berikut :
  • Bisa dipindahkan dengan syarat nilai atau besar serta arahnya itu tidak berubah
  • Bisa dijumlahkan
  • Bisa dikurangkan
  • Bisa diuraikan
  • Bisa dikalikan

Besar Vektor

Berdasarkan penjelasan diatas , kita akhirnya mengetahui bahwa selain memiliki arah, vektor tersebut juga memiliki besar yang dinyatakan yaitu sebagai besar vektor.
Besar vektor ini menyatakan nilai dari suatu vektor. Besar vektor dinyatakan dengan cara melalui simbol huruf yang ditulis miring tanpa ditebalkan serta juga tanpa tanda anak panah (→) pada atasnya, atau dituliskan dengan sebagai harga mutlak (| |) vektor tersebut.
Besar dari Vektor:

Maka, dengan berdasarkan definisinya, besar vektor yaitu besaran skalar serta nilainya itu selalu positif (+).

Penjumlahan Vektor 

Operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen – komponennya itu ialah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya, sederhanya berarti mencari resultan dari 2 vektor


  • Vektor Segaris
    Vektor ini resultannya antara lain ialah : R = A + B + C + n dan seterusnya
  • Vektor Tidak Segaris
    Apabila kita menemukan penjumlahan vektor tidak segaris seperti pada gambar dibawah berikut ini:



    namun, apabila kita menemukan soal penjumlahan vektor seperti pada gambar diatas , maka berikut ini adalah bentuk rumus dan penyelesaiannya yaitu:



    Menurut aturan cosinus dalam segitiga, dapat dijabarkan sebagai berikut:
    (OR) 2 : (OP) 2 + (PR) 2 – 2 (OP)(PR) cos (180o – α)
    (OR) 2 : (OP) 2 + (PR) 2 – 2 (OP)(PR) -(cos α)
    (OR) 2 : (OP) 2 + (PR )2 + 2 (OP)(PR) cos α
    Jika: OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR
    Maka: didapat persamaan
    R2 = A2 + B2 + 2AB cos α
    Rumus menghitung resultan vektornya adalah:
    R2 = A2 + B2 – 2AB cos α

Pengurangan Vektor

Pengurangan vektor pada prinsipnya adalah sama dengan dengan penjumlahan vektor, namun yang membedakannya yaitu salah satu vektor yang mempunyai atau memiliki arah yang berlawanan.
Contoh Pengurangan Vektor:
Vektor A bergerak ke arah selatan dan B bergerak ke arah utara, maka resultannya yaitu: R = A + (-B) = A – B.

Perkalian Vektor

Operasi vektor tidak hanya mencakup operasi pengurangan maupun penjumlahan vektor saja. Tetapi adapula operasi perkalian vektor yang notabennya diajarkan di jenjang sekolah menengah. Untuk jenis operasi perkalian tersebut dapat dibagi menjadi tiga macam. Adapun macam macam perkalian vektor tersebut meliputi:
1.            Perkalian vektor dengan skalar.
2.            Perkalian silang atau cross product.
3.            Perkalian titik atau dot product.
Ketiga macam perkalian vektor tersebut mempunyai rumus, sifat dan aturannya masing masing. Untuk itu saya akan menjelaskan lebih lanjut mengenai masing masing jenis perkalian pada vektor tersebut. Berikut penjelasan selengkapnya:

Perkalian Vektor Dengan Skalar

Macam perkalian vektor yang pertama ialah perkalian antara vektor dengan skalar. Perkalian ini mencakup perpindahan pada sebuah benda. Misalnya Ani mengendarai mobil menuju arah barat dengan kecepatan 40 km/jam. Kemudian terjadi perpindahan antara Ani dengan mobil setelah beberapa waktu. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa perpindahan per selang waktu adalah kecepatan. Maka dari itu perpindahan yang terjadi pada Ani tersebut dapat dicari menggunakan persamaan atau rumus seperti di bawah ini:
 s = vt
Keterangan :
s = Perpindahan (m)
v = Kecepatan (m/s)
t = Selang Waktu (s)

Dalam rumus perpindahan di atas terdapat jenis besaran skalar dan besaran vektor. Untuk kategori besaran skalar ialah waktu, sedangkan untuk kategori besaran vektor ialah kecepatan. Maka dari itu perkalian antara waktu dengan kecepatan tersebut menciptakan perpindahan yang pada akhirnya menghasilkan besaran vektor. Kesimpulannya adalah:

 Perkalian vektor dengan skalar menghasilkan vektor
Jika perkalian antara vektor dengan skalar dinyatakan dalam bentuk sederhana dan sistematis akan menghasilkan aturan atau rumus tertentu. Berikut rumus perkalian vektor dengan skalarnya yaitu:

 B = kA

Keterangan :

s = Perpindahan (m)
v = Kecepatan (m/s)
t = Selang Waktu (s)

Dalam rumus perpindahan di atas terdapat jenis besaran skalar dan besaran vektor. Untuk kategori besaran skalar ialah waktu, sedangkan untuk kategori besaran vektor ialah kecepatan. Maka dari itu perkalian antara waktu dengan kecepatan tersebut menciptakan perpindahan yang pada akhirnya menghasilkan besaran vektor. Kesimpulannya adalah:

 Perkalian vektor dengan skalar menghasilkan vektor
Jika perkalian antara vektor dengan skalar dinyatakan dalam bentuk sederhana dan sistematis akan menghasilkan aturan atau rumus tertentu. Berikut rumus perkalian vektor dengan skalarnya yaitu:

 B = kA                                             
Keterangan :
B =  vektor B
k = skalar
A = vektor A

Rumus perkalian vektor di atas menghasilkan vektor B yang merupakan perkalian antara besar k dengan besar A. Jika k bernilai positif, maka vektor B memiliki arah yang sama dengan vektor A. Sedangkan jika k bernilai negatif, maka arah vektor B berlawanan dengan vektor A.

Perkalian Vektor Satuan Dengan Skalar
Rumus di atas juga berlaku untuk perkalian vektor satuan dengan skalar, baik untuk tiga dimensi maupun dua dimensi. Jika dijabarkan lebih lanjut maka rumus perkalian antara vektor satuan dengan skalar akan menjadi seperti di bawah ini:

Rumus Perkalian Vektor Satuan Dengan Skalar
Sifat Perkalian Vektor Dengan Skalar
Sifat perkalian vektor dengan skalar ialah distributif. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan maka sifat distributifnya akan menjadi seperti berikut:
 k (A + B) = kA + kB
Contoh Soal Perkalian Vektor Dengan Skalar
Perhatikan gambar vektor A di bawah ini!
Apabila B = 1/2A, B = -1/2A, B = 2A, B = -2A. Buatlah gambar vektor B nya?

Jawab.
Untuk gambar perkalian vektor B = 1/2A memiliki arah vektor yang sama karena vektornya bernilai positif, dimana panjang vektor B setengah kali panjang vektor A. Maka gambarnya akan menjadi seperti di bawah ini:
Gambar B = 1/2 A
Untuk gambar perkalian vektor B = -1/2A memiliki arah vektor yang berlawanan karena vektornya bernilai negatif, dimana panjang vektor B setengah kali panjang vektor A. Maka gambarnya akan menjadi seperti di bawah ini:
Gambar B = -1/2A
Untuk gambar perkalian vektor B = 2A memiliki arah vektor yang sama karena vektornya bernilai positif, dimana panjang vektor B dua kali panjang vektor A. Maka gambarnya akan menjadi seperti di bawah ini:
Gambar B = 2A
Untuk gambar perkalian vektor B = -2A memiliki arah vektor yang berlawanan karena vektornya bernilai negatif, dimana panjang vektor B dua kali panjang vektor A. Maka gambarnya akan menjadi seperti di bawah ini:
Gambar B = -2A

Perkalian Titik atau Dot Product

Macam perkalian vektor selanjutnya ialah perkalian dot product atau titik. Untuk perkalian dot product ini dapat digambarkan menjadi seperti di bawah ini:
Gambar Ilustrasi Perkalian Dot Product
Berdasarkan gambar di atas dapat kita peroleh vektor A sebagai hasil perkalian vektor dua buah titik diantara A dan B. Kemudian vektor B merupakan hasil perkalian antara komponen vektor B dengan vektor A yang arahnya sama. Adapula B cos α merupakan komponen dari vektor B yang arahnya sama dengan vektor A. Apabila dinyatakan dalam bentuk persamaan maka dapat ditulis menjadi rumus perkalian titik vektor A dengan vektor B seperti di bawah ini:
 A . B = AB cos α =  |A| |B| cos α
Keterangan:
A = |A| ialah besar vektor pada A
B = |B| ialah besar vektor pada B
α = sudut yang terbentuk pada vektor A dengan vektor B, dimana 0⁰ ≤ α ≤ 180⁰

Kesimpulan dari macam perkalian vektor yang kedua yaitu perkalian titik ialah:
 Perkalian vektor antara dua buah titik menghasilkan skalar.
Perkalian titik dilambangkan dengan tanda titik atau dot product (.). Macam perkalian vektor ini menghasilkan skalar. Untuk itu perkalian titik juga dapat dinamakan dengan perkalian scalar product. Dalam perkalian ini terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan seperti:
  1. A . B = 0 → cos 90⁰ = 0, apabila vektor A tegak lurus dengan vektor B sehingga nilai α = 90⁰.
  2. A . B = AB → cos 0⁰ = 1, apabila vektor A searah dengan vektor B sehingga nilai α = 0⁰.
  3. A . B = -AB → cos 180⁰ = -1, apabila vektor A berlawanan arah dengan vektor B sehingga nilai α = 180⁰.

Perkalian Titik pada Vektor Satuan
Selanjutnya saya akan menjelaskan perkalian vektor tentang perkalian titik yang menggunakan vektor satuan. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak gambar di bawah ini:
Ilustrasi Gambar Perkalian Titik Pada Vektor Satuan
Berdasarkan gambar perkalian vektor di atas dapat kita lihat bahwa terdapat tiga vektor yang saling tegak urus yaitu vektor dengan satuan i, j dan k. Maka dari itu nilai α memiliki besar 90⁰, dimana ketiga vektor memiliki nilai = 1. Kemudian perkalian titik yang menggunakan vektor satuan ini menghasilkan aturan seperti di bawah ini:
 Berhimpit maka i . i = j . j = k . k = 1 . 1 cos 0⁰ = 1
Tegak lurus maka i . j = i . k = j . k = 1 . 1 cos 90⁰ = 0
Berdasarkan perkalian titik menggunakan vektor satuan di atas menghasilkan persamaan di atas. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk menghitung perkalian vektor kategori perkalian titik. Maka hasilnya akan menjadi seperti di bawah ini:
Penjabaran Perkalian Titik pada Vektor Satuan

Sifat Perkalian Titik
Untuk sifat perkalian vektor kategori perkalian titik tersebut ialah distributif dan komutatif. Adapun sifat distributif dan komutatif pada perkalian titik ialah:
 A (B + C) = A . B + A . C (Distributif)
A . B = B . A (Komutatif)
Contoh Soal Perkalian Titik
Vektor perpindahan memiliki persamaan yaitu s = (3i + 4j - 2k) dan persamaan vektor gayanya yaitu F = (i + 2j + 3k). Berapakah nilai usahanya?

Pembahasan
Diketahui : s = (3i + 4j - 2k); F = (i + 2j + 3k)
Ditanyakan : W = ?
Jawab :
W = F . s
     = (i + 2j + 3k) . (3i + 4j - 2k)
     = (1 . 3) + (2 . 4) + (3 . -2)
     = 3 + 8 - 6
     = 5 Joule
Jadi besar usahanya ialah 5 Joule.

Perkalian Silang Vektor atau Cross Product

Macam perkalian vektor selanjutnya ialah perkalian cross product atau silang. Untuk perkalian cross product ini dapat digambarkan menjadi seperti di bawah ini:
Gambar Ilustrasi Perkalian Cross Product
Perkalian vektor antara vektor A dan B menggunakan metode silang dapat ditulis dengan A x B. Hal ini dapat menggambarkan antara vektor A yang dikalikan dengan komponen vektor B dimana letaknya tegak lurus dengan vektor A. Kemudian terdapat B sin α yang merupakan nilai tegak lurus antara komponen vektor B dengan vektor A. Apabila dinyatakan dalam bentuk persamaan maka dapat ditulis menjadi rumus perkalian silang vektor A dengan vektor B seperti di bawah ini:
 A x B = C
|A x B| = AB sin α
Keterangan :
|A x B| = hasil besar vektor dari perkalian silang vektor A dengan vektor B
C = besar vektor lain dari perkalian silang vektor A dengan vektor B
α = sudut yang terbentuk pada vektor A dengan vektor B, dimana 0⁰ ≤ α ≤ 180⁰

Kesimpulan dari macam perkalian vektor yang ketiga yaitu perkalian silang ialah:
 Perkalian vektor antara dua buah vektor menggunakan metode perkalian silang ialah suatu vektor pada bidang yang terbentuk oleh A dan B dengan arah yang tegak lurus.
Sifat Perkalian Silang
Untuk sifat perkalian vektor kategori perkalian silang tersebut ialah anti komutatif, asosiatif dan distributif. Adapun sifat anti komutatif, asosiatif dan distributif pada perkalian silang yaitu:
 A × B ≠ B × A (Anti Komutatif)
k(A × B) = (kA) × B = A × (kB) (Asosiatif)
A × (B + C) = (A × B) + (A × C) (Distributif)
(A + B) × C = (A × C) + (B × C) (Distributif)

Rumus Cepat Vektor
Untuk dapat mengerjakan vektor dengan mudah serta juga cepat, maka berikut merupakan Rumus Cepatnya, yaitu:
Jika, α = 00 maka R = V1 + V2
Jika, α = 900 maka R = √(V12 + V22)
Jika, α = 1800 maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Jika, α = 1200 dan V1 = V2 = V maka R = V

Daftar Pustaka

https://rumusbilangan.com/vektor/
https://rumus.co.id/vektor-matematika/
https://rumushitung.com/2014/11/08/perkalian-vektor-dan-contoh-soal/